Satu Nusa,Satu Bangsa,Beragam Bahasa Tanpa Penindasan & Kapitalisme."Gw cinta Negeri ini,tapi gw benci dengan system yg ada,yg ternilai dengan uang & kekuasaan,gw ga berharap banyak pada Negeri ini,gw udah sengsara & sakit tertekan oleh'y.Gw selalu menghimbau untuk menggantung pejabat-pejabat yg kotor & tanpa permisi & basa-basi pake acara pra per'adilan atau azas praduga tak bersalah"TAI ANJING,BANGSAT,KEPARAT,BIADAB"hukum di Indonesia bikin sakit jiwa,ada uang kau di bebaskan,tak ada uang kau di jebloskan,Fuckin System.Lo tau gw selalu katakan kebenaran,walau terasa pahit,berat & takut akan hukuman yg membuat kita menunggu,menanti,mengigil,sekarat,terkurung,terhina,ternoda
oleh lumpur nista.Gw pun tau kalau lo pengecut yg selalu ngomong dibelakang,menghasut,memfitnah,penjilat sambil korupsi & manipulasi,kadang jual harga diri,halalkan segala cara,tanpa takut dosa tuk raih kedudukan,kekuasaan,jabatan,uang,harta,wanita yg butakan mata & hati.
Kau Kuat,Buas,Rakus & Brutal.
Kuat : Selalu Menindas yg Lemah.
Buas : Layak'y binatang di Rimba.
Rakus: Tak Pernah Puas Tuk Mencari Mangsa.
Brutal: Gila Perang & Haus Darah.
Menghasut,menghina,memfitnah tanpa rasa bersalah.
Menindas,menginjak-injak Hak Azasi manusia,sombong & sok kuasa.
Propaganda,Provokasi,Intimidasi & Hegemoni.
Hak Azasi manusia kau anggap hanyalah Retorika.
Kita menentang & membela rakyat,peluru dalam kepala.
Konsep tolol Ekonomi,Rakyat jelata gigit jari.Bagi kalian yg mengaku berjiwa SOSIAL tinggi & perduli akan bobrok'y pemerintahan & System hukum di Negara kita tercinta ini
""UNTUK PARA POLISI & APARAT" Terkutuklah kalian wahai Polisi & Aparat, dari darah, air mata & keringat Penindasan, dari otak-otak kotor kalian, dari kegoblokan ABADI kalian, dari derita & tersakiti'y kaum-kaum tertindas "ANJING-ANJING KAPITALIS""
PeMbErOnTaKaN
SeLaLu
aDa
dI
NeGrI
InI
Crust Punk
Jika Anda berpikir bahwa Anarcho Punk merupakan komunitas Punk yang sangat brutal, maka Anda harus menyimak yang satu ini. Crust Punk sendiri sudah diklaim oleh para komunitas Punk yang lainnya sebagai komunitas Punk yang paling brutal. Para penganut dari faham ini biasa disebut dengan Crusties. Para Crusties tersebut sering melakukan berbagai macam pemberontakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Musik yang mereka mainkan merupakan penggabungan dari musik Anarcy
* KAMI MENOLAK KEMAPANAN
Bangun masyarakat KREATIF dan PRODUKTIF !!!!!!!
Tolak budaya MILITERISME, FASIS, APATIS, dan KONSUMERISME
Knp Punk Di indentikan Dgn Gembel?
knp punk di identikan dgn Kejahatan?
knp Punk di jadikan sampah masyarakat?
knp punk Selallu Dihina?
knp Punk hanya di buat sebagai model?
1 Hallllllllllll:
Punk adalah gaya Hidup yg "ANTI KEMAPANAN", "BEBAS"(berkarya dan berbicara),& Anti dgn Pemerintahan yg Bobrok. KAMI MEMANG MASYARAKAT YG MARJINAL
TAPI JGN SEBUT KAMI "SAMPAH"
aNJiNG !!!!
BANXSAT BANXSAT
mUNk peMeriNTah pD BANXSAT
mereKA Sm sKaLi 9 aD Y9 PERduLi sM NasiB Banxsa & neGARa
kaSiAN TAU TMN2 w y9 aD hiDUP d jLn mereKA TUch Pd kLAPERan anD keHAUsan
MUNK PEMERINTAH
NGENTOT
NGENTOT
NGENTOT
.......KAMI YANK MENDERITA.......
.......MULTATULY Y9 MEMBELA......
HIDUP W UDEH DI PUNK
JD KGAK BLEH ADA 1 ORANG PUN YG BISA MISAHIN W SAMA PUNK
MABOK KERJAAN W TIAP HARI
TANPA :
ALCOHOLL
indonesia negri berdarah,
berbagai macam peristiwa.
ambon,aceh negri politik di tembak mati demi harta.
mari kawan rapatkan barisan,tuk melawan penindasan.
sampai kpan kita bgini di jajah bangsa sendiri.
tragedi semanggi,
tragedi trisakti,
tragedi 12-13 nov.,.,.
aparat keparat,
polisi bangsat,
militer anjing taek kucing.
Senin, 16 Februari 2009
Minggu, 01 Februari 2009
punk gag boleh masuk TV?
Penayangan acara “Urban” yang berjudul “Generasi Punk” dari RCTI pada 15 Januari yang lalu telah menimbulkan pro dan kontra dalam komunitas punk di seantero tanah-air. Banyak yang memberi komentar lewat SMS pada komunitas Taringbabi yang mempertanyakan, mengapa Marjinal mau muncul dalam program TV, dan masih banyak lagi ledekan sinis atas nama scene punk. Semua itu diterima dengan lapang dada di komunitas Taringbabi. Semua perhatian itu adalah bentuk rasa sayang kawan-kawan pada kami di Taringbabi. Kami merasa tersanjung dan mengucapkan puji syukur atas komentar, pertanyaan, celetukan, sinisme. Semua itu kami anggap sebagai awal dari ajakan dialog secara terbuka.
Perlu kami beritahukan kepada kawan-kawan, kronologi sebagai berikut:
26 Desember 2007, datanglah reporter RCTI, Dicky dan kameramen Wayan bersama rekan kerjanya ke Taringbabi. Dalam awal pembicaraan, mereka bermaksud membuat liputan tentang komunitas punk untuk program bernama “Urban”. Sebelumnya mereka telah melakukan liputan pada scene punk di Bandung, khususnya yang nongkrong di Bandung Indah Plaza (BIP). Tapi mereka tidak mendapatkan sesuatu hal yang bernas, bahkan mereka tidak mengerti apa itu punk. Mendengar hal tersebut, kami menyambut maksud mereka yang ingin melihat sisi lain dari komunitas punk — yang lain dari hasil liputan TV pada umumnya, yang hanya menyorot punk yang nongkrong kagak ngapa-ngapain.
Kameramen mulai merekam suasana di Taringbabi. Dari yang bikin clothing/sablon, nyetak emblem, cukil kayu dan melakukan wawancara kepada Mike dan Een (seorang dosen yang menjadi nara sumber) dengan tema: kegiatan sehari-hari Taringbabi, interaksi dengan tetangga dan masyarakat di Setu Babakan, Jagakarsa. Disamping itu sang reporter banyak menanyakan kawan-kawan yang berada di jalan (street punk). Secara gamblang Mike menjelaskan bahwa pilihan mereka untuk hidup dan menghidupi jalanan adalah sesuatu yang harus diacungi rasa hormat. Masalahnya, sebagian masyarakat (disamping media) yang selalu memojokkan street punk karena melihat dandanannya yang tidak lazim itu, dan memberi stigma negatif.
Selama ini dalam program-program TV nasional/lokal dengan gamblang menempatkan punk secara negatif. Ingat program “7 Hari Menuju Tobat” dari La Tivi yang memposisikan punker sebagai pendosa. Belum lagi iklan obat influenza yang menggunakan model punker secara negatif, konyol dan oon. Belum lagi pemberitaan media koran: ingat berita “Punk merusak mushola” di Bogor, berita yang tidak akurat dan tanpa proses verifikasi. Belum lagi aksi penggarukan terhadap kawan-kawan di jalanan dalam operasi yustisia oleh aparat trantib. Semua itu… harus disikapi!
Apa yang dilakukan crew TV Jerman dan apa yang mereka dapatkan, menurut hemat kami di Taringbabi, adalah sama seperti apa yang dilakukan crew RCTI ketika meliput untuk “Urban”, tapi secara langsung dapat disaksikan oleh publik (khususnya: para punker yang masih melek pada pukul 11.30 lewat: kasihan deh lho!) Lalu so wahat gitu lho! Mengapa kita menaruh syak wasangka pada liputan “Urban” kalau itu menyampaikan pesan perjuangan punk: “Anti penindasan, anti fasisme, hidup mandiri, selalu kreatif dan peduli sesama”.